Hakiki, Goresan Penamu Kini

Siang itu engkau masih duduk di Kelas 5 SD. Saat yang paling parah saat itu ketika engkau tak semangat menuliskan setiap lembaran latihan, PR, bahkan Catatan. Aku heran ,”Bagaimana caranya di usiamu ini engkau lebih punya rasa percaya diri untuk menulis. Meskipun terkadang huruf demi huruf itu masih engkau tinggalkan hingga setiap kata terasa tak lengkap.
“Bisa, bisa, bisa!!!”, ujarku memenuhi kelas ketika itu. “Bukan tak bisa, tapi tak mau, kalau mau, insya Allah bisa!”. Ekspresi kemalasannya ketika itu membuat suaraku terdengar keras. Sifat kerasmu yang berbalut kelembutan air mata itu mungkin agak terhenyak. Ah, biar sajalah kupikir. Aku tak mau ia termangu dengan ketidakmampuannya. Aku tahu ia bisa. Rasa percaya diri saja yang membuatnya seperti itu.
Kini ia sudah duduk di Kelas 6, kelebihannya dalam bidang lain membuatku memutuskan untuk menaikkannya ke Kelas 6. Awalnya, aku bimbang. Akankah engkau mampu? Alhamdulillaah sejauh perjalanan di Kelas 6 ini engkau sudah cukup membuktikan banyak hal, Kiki, panggilannya sehari-hari, bahwa engkau mampu menggoreskan penamu karena engkau ingin merubah dirimu, merubah kondisimu hingga latihan, catatan dan PR pun terisi baik dalam buku yang bersampul rapi itu. Dan di waktu itu ia berkata, “Besok, Ana tak mau belajar tambahan, do...”. Bukan karena ia tak mau belajar, tapi karena ia ingin membuktikan ia mampu mendapatkan hal yang terbaik di jam wajib. Senyum bahagianya mendapatkan nilai yang istimewa di sore itu dalam pelajaran tambahan Matematika insyaAllaah menjadi gerbang untuk membuka pintu-pintu ilmu itu. (FM)


Komentar