ANAK-ANAK BERMENTAL JUARA



Undangan mengikuti perlombaan yang sampai ke meja PKS Kesiswaan adalah awal terjadinyaa kisah-kisah heroik para Juara dari SD Juara Pekanbaru. Biasanya undangan itu dibaca dulu oleh kesiswaan dan didiskusikan dengan majlis guru. Namun, karena meja LSU (Learning Support Unit) ada di sebelahnya diskusi kecil sering terjadi terkait dengan anak-anak yang akan mengikuti lomba sebelum bergulir ke guru-guru yang l.ain.
Proses selanjutnya mulailah pendataan anak-anak yang akan mengikuti lomba sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki anak . Jika jenis lomba bidang eksak (IPA, MTK, dan Sains) maka guru mata pelajaran dan Pembina ekskul akan langsung melatih anak-anak yang berbakat di bidang tersebut, dan biasanya jumlahnya tidak banyak. Yang repot kalau jenis lomba itu berkaitan dengan seni dan olah raga (kinestetik) maka sulit sekali memilih tanpa mengecewakan yang lain. Kenapa? Karena banyak sekali anak-anak SD Juara Pekanbaru yang merasa dirinya punya bakat dan sangat berminat di bidang tersebut.
Bagi saya yang berkesan dan sangat spesial yang dirasakan adalah ketika ada lomba musikalisasi puisi, lomba berbalas pantun, lomba pidato dan lomba baca berita. Untuk menghindari rasa kecil hati siswa karena tidak dipilih saya membuka pendaftaran untuk mengikuti lomba itu. Dalam lomba puisi misalnya, puluhan anak SD Juara  mulai dari kelas 3 sampai kelas 6 mendaftar mengikuti lomba. Untuk memilih yang terbaik dari yang terbaik saya mengadakan audisi. Caranya anak-anak yang mendaftar saya suruh membaca puisi sebagus yang dia bisa. Setelah semuanya maju membaca puisi saya menyuruh semua peserta dan penonton untuk memilih siapa yang paling bagus membawakan puisi. Dari sinilah terpilih perwakilan SD juara untuk mengikuti lomba musikalisasi puisi. Sehingga tidak ada suara-suara sumbang dan kecil hati dibelakang hari.
Hal yang sama saya rasakan juga ketika mencari peserta lomba berbalas pantun. Hampir semua anggota ekstrakurikuler seni sastra yang saya bina mengajukan diri untuk jadi peserta. Semua merasa mampu, semua merasa berbakat dan layak untuk ikut lomba. Proses yang sama saya lakukan dan terpilihlah 3 terbaik dari terbaik lainnya. Hasilnya mereka meraih juara 1 lomba berbalas pantun antar SDIT se-Pekanbaru.


Kenapa saya memberi judul ANAK-ANAK SD JUARA YANG BERMENTAL JUARA? Hal ini terbersit ketika saya berdialog dengan guru-guru dari SDIT khususnya guru dari SDIT Al-Fityah disaat  saya mendampingi anak-anak mengikuti lomba disana. Guru dari Al-Fityah mengaku kesulitan mencari anak-anak yang mau mengikuti lomba. Selaku sekolah penyelenggara event lomba tentunya sekolah mengharapkan anak-anaknya tampil secara luar biasa (terbaik), namun apa daya anak-anak sulit sekali diarahkan untuk mengikuti lomba khususnya di bidang seni seperti pantun dan cipta puisi. Memang ada anak yang berbakat, tapi dari ratusan orang siswa (SDIT Al-Fityah adalah sekolah besar) bakat itu hanya ada pada beberapa orang saja.
Dalam hati saya kagum dengan semangat anak-anak didik di SD Juara Pekanbaru. Mereka adalah anak-anak yang banyak memiliki kekurangan dari segi harta dan perhatian, namun mereka mempunyai harta yang paling berharga dan harus selalu dijaga dan dipelihara, harta itu adalah MENTAL JUARA yang sudah merasuk ke diri mereka. baca selengkapnya di Buku Askar Juara dari Negeri Bertuah.

Komentar